Wednesday, 19 July 2017

Apa itu Konseling?



Disini saya sebagai penulis konten blog e-konseling tidak bermaksud untuk menguliahi sahabat sekalian. Saya hanya ingin share atau berbagi dengan maksud belajar, feedback ataupun komentar benar-benar saya butuhkan untuk membangun karya yang lebih baik lagi. Baik, saya akan memulainya dengan istilah konseling karena blog ini memang mengenai konseling.

Barangkali sahabat sudah tak asing lagi dengan istilah konseling bukan? Menurut ensiklopedia bebas wikipedia, istilah konseling memiliki arti  yaitu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons pada tahun 1908 saat ia melakukan konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian mengembangkan pendekatan terapi yang berpusat pada klien (client centered).



Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel dari bahasa latin counselium artinya “bersama” atau “bicara bersama”. “Berbicara bersama-sama adalah pembicaraan konselor (counselor) dengan seorang atau beberapa klien (counselor). Counselium berarti “people coming together to gain an understanding of problem that beset them were evident”

menurut Popinsky & Pepinsky, konseling adalah interaksi antara dua orang individu yaitu konselor dan klien. Interaksi yang terjadi dalam suasana yang profesional, dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudahkan perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien. Pietrofesa mengemukakan seseorang profesional berusaha membantu orang lain dalam mencapai pemahaman dirinya (self-understanding), membuat keputusan dan pemecahan masalah.

Menurut Berdnard & Fullner, konseling meliputi mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi membantu individu yang bersangkutan untuk mengepresikan hal tersebut. Menurut Carl Rogers konseling merupakan hubungan terapis dengan klien yang bertujuan untuk melakukan perubahan diri (self) pada pihak klien. Menurut Cormier dkk “Counseling is the helping which include (a) someone seeking help, (b) someone willing to give help who is capble of, or trained to help in a setting that permit's help to be given and received”


Menurut Smith, koseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat inteprestasi-inteprestasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuain yang perlu dibuat. Menurut Devision of Counseling Psychology. Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan mencapai perkembangan kemampuan probadi dimilikinya secara optimal.


Dari penjelasan Stefflre dan Grant, konseling setidaknya menekankan empat hal yaitu:

1.    Konseling sebagai proses.

2.    Konseling sebagai hubungan spesifik.

3.    Konseling adalah membantu klien.

4.    Konseling untuk mencapai tujuan hidup.

Psikologi konseling bermaksud konseling berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu yang mengalami masalah melalui pendekatan psikologi.

Beberapa kesalahan pengertian konseling:

1.    Konseling sebagai usaha pemberian nasehat.

2.    Konseling sebagai pemberian informasi.

3.    Konseling menciptakan ketergantungan kepada konselor.

4.    Konseling mempengaruhi klien.

5.    Konseling harus netral nilai.

6.    Konseling sama dengan intervin.

Menurut Williamson, tujuan konseling adalah mencapai tingkat excellence dalam segala aspek kehidupan klien dengan membantu atau memberi kemudahan dalam proses perkembangan individu klien.


Kumboltz menjelaskan bahwa tujuan konseling adalah membantu klien belajar membuat keputusan adalah membantu klien belajar membantu keputusan-keputusan dan memecahkan problem-problemnya.


Williamson mengkaitkan tujuan konseling dengan tujuan pendidikan sehingga menurutnya tujuan koseling adalah sama dengan tujuan pendidikan sebab konseling itu sama dengan pendidikan (counseling as education) yaitu perkembangan yang optimum dari individu sebagai pribadi yang utuh  dan bukan semata-mata ditujukan pada kemampuan intelektual = membantu individu-individu agar mampu membangun kehidupan mereka secara keseluruhan.

Sedangkan menurut Surya (1988), pengertian konseling adalah seluruh upaya bantuan yang diberikan konselor kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Dalam pembentukan konsep kepribadian yang sewajarnya mengenai : dirinya sendiri, orang lain, pendapat orang lain tentang dirinya, tujuan-tujuan yang hendak dicapai, dan kepercayaan diri.

Selanjutnya Sukardi (2000), setelah menyarikan dari berbagai pendapat tentang pengertian konseling menyimpulkan bahwa konseling merupakan suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik, human (manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahilan dan yang didasari atas norma-norma yang berlaku, agar klien memperoleh konsep din dan kepercayaan diri sendiri dalam memperhaiki tingkah lakunya pada saat kini dan mungkin pada masa yang akan datang. Selain itu Prayitno (2004), mendefinisikan konseling adalah bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien dalam rangka pengentasan masalah klien. Dalam suasana tatap muka yang dilaksanakan interaksi langsung antara konselor dengan klien. Pembahasan masalah tersebut bersifat mendalam menyentuh hal-hal penting tentang klien (bahkan sangat penting yang boleh jadi menyangkut rahasia pribadi klien), bersifat meluas meliputi berbagai segi yang menyangkut permasalahan klien, namun juga bersifat spesifik mengarah pengentasan masalah klien.

Dan berbagai pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan, pengertian konseling adalah bantuan secara professional yang diberikan oleh konselor kepada klien secara tatap muka empat mata yang dilaksanakan interaksi secara langsung dalam rangka memperoleh pemahaman diri yang lebih balk, kemampuan mengontrol diri, dan mengarahkan din untuk dimanfaatkan olehnya dalam rangka pemecahan masalah dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Pembahasan masalah yang dimaksud bersifat mendalam yang menyangkut hal-hal penting tentang kilen, bersifat luas meliputi berbagai segi permasalahan klien, serta bersifat spesifik mengarah pada pengentasan masalah klien yang urgen.

Tujuan konseling dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus:

  • Tujuan umum: Tujuan layanan konseling adalah terentaskannya masalah yang dialami klien. Upaya pengentasan masalah klien ini dapat berupa mengurangi intensitasnya atas masalah tersebut, mengurangi itensitas hambatan dan/atau kerugian yang disebabkan masalah tersebut, dan menghilangkan atau meniadakan masalah yang dimaksud. Dengan layanan konseling ini beban klien diringankan, kemampuan klien ditingkatkan dan potensi klien dikembangkan.
  • Tujuan khusus: Klien memahami seluk-beluk masalah yang dialami secara mendalam dan komprehensif, serta positif dan dinamis. Pemahaman yang dimaksud mengarah kepada dikembangkannya persepsi dan sikap serta kegiatan demi terentaskannya secara spesifik masalah yang dihadapi klien. Pengembangan dan pemeliharaan potensi klien dan berbagai unsur positif yang ada pada dirinya merupakan latar belakang pemahaman dan pengentasan masalah kilen. Pengembangan dan pemeliharaan potensi dan unsur-unsur positif yang ada pada diri klien, diperkuat oleh terentaskannya masalah, dan berkembangnya masalah yang lain.
Dalam sebuah proses konseling yang adekuat, berperan dua pihak yang saling terkait, yaitu seorang konselor dan seorang klien yang menjalin hubungan profesionalisme.
  • Konselor: Konselor adalah seorang ahli dalam bidang konseling, yang memiliki kewenangan dan mandat secara profesional untuk melaksanakan pemberian layanan konseling. Dalam proses konseling, konselor yang aktif mengembangkan proses konseling melalui dioperasionalkan pendekatan, teknik dan asas-asas konseling terhadap kilen. Dalam proses konseling, selain media pembicaraan verbal, konselor juga dapat menggunakan media tulisan, gambar, media elektronik, dan media pembelajaran lainnya, serta media pengembangan tingkah laku. Semua itu diupayakan konselor dengan cara-cara yang cermat dan tepat, demi terentaskannya masalah yang dihadapi klien.
  • Kilen: Klien adalah seorang individu yang sedang mengalami masalah, atau setidak-tidaknya sedang mengalami sesuatu yang ingin dia sampaikan kepada orang lain. Klien menanggung semacam beban, uneg-uneg, atau mengalami suatu kekurangan yang ingin diisi; atau ada suatu yang ingin dan/atau perlu dikembangkan pada dirinya. Semuanya agar dia mendapatkan suasana pikiran dan/atau perasaan yang Iebih ringan, memperoleh nilai tambah, hidup lebih berarti, dan hal-hal positif lain nya selama menjalani hidup seharihan dalam rangka kehidupan dirinya secara menyeluruh.



Referensi:

  • Kukuh Jumi Adi . 2013. Esensial Konseling: Pendekatan Traint and Factor dan Client Centered. Yogyakarta: Garudawacha.
  • Wikipedia Indonesia.
  • http://kulpulan-materi.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-konseling.html



No comments:

Post a Comment

Author